1.Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia
                Dengan jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani, maka berakhirlah kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Hal ini juga berakibat tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa  . bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya.
                Faktor – factor yang mendorong orang – orang Eropa mengadakan penjelajahan samudera pada akhir abad ke-16 di antaranya :
a.       Jatuhnya kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani.
b.      Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negeri Cina melalui pelayaran atau lautan
c.       Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo, yang menyatakan bahwa bumi ini bulat
d.      Penemuan Kompas (penunjuk arah )
e.      Semangat Reconquesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan islam dimanapun yang dijumpainya.

a.     Penjelajahan Bangsa Spanyol
Ketika Colombus tiba di Kepulauan Bahama, ia merasa dirinya telah sampai di Kepulauan Hindia yang merupakan sumber rempah – rempah. Selanjutnya, Kepulauan Bahama lebih dikenal dengan sebutan Hindia Barat oleh orang – orang Eropa.
Sejak Colombus menemukan kepulauan ini, maka pelaut – pelaut berikutnya hanya sampai berlayar di kepulauan ini seperti :
1.     Cortez menduduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian yaitu Kerajaaan Aztec dan suku Maya di Yucatan
2.     Pizzaro, pada tahun 1530 menaklukan kerajaan Indian di Peru yang bernama Kerajaan Inca.
Kemudian penjelajahan bangsa Spanyol dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens. Dari pelayaran Colombus itulah Magelhaens mengatakan bahwa wilayah Hindia hanya dapat ditemukan dengan melalui ujung Amerika bagian  Selatan.
Pada tahun 1519, rombongan Magelhaens atas nama raja Spanyol, memulai pelayarannya menuju ke daerah Hindia. Pada tahun 1520 mereka telah tiba di kepulauan Filipina. Magelhaens mendirikan tugu peringatan dan menyatakan bahwa daerah itu menjadi milik raja Spanyol. Ketika rombongan Magelhaens tiba di Filipina, ia menemukan keadaan te4gang dan kacau akibat persaingan dan pertentangan di antara kerajaan – kerajaan di Filipina. Dalam pertentangan itu, Magelhaens memihak salah satu kerajaan dan dalam perang yang terjadi itu ia mati terbunuh dan pemimpin yang baru bernama Sebastian d’Elcano yang kemudian melanjutkan pelayarannya kea rah selatan dan sampai di kepulauan Maluku pada 1521. Namun di Maluku telah berkuasa bangsa Portugis yang telah tiba sejak tahun 1512.
b.      Penjelajahan Bangsa Portugis
Setelah perjanjian Thordesillas pelaut – pelaut portugis di bawah pimpinan Barrtholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia Timur. Namun pelayaran Bartholomeus Diaz hanya sampai di ujung Afrika Selatan. Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak samudera Hindia , sehingga kapal – kapal yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya dan tanjung itu diberi nama Tanjung Harapan (cape of good hope  atau tanjung harapan ).
Kegagalan Bartholomeus Diaz untuk menemukan sumber rempah – rempah di dunia timur tidak membuat surut tekad raja Portugis , terlebih lagi setelah mendengar berita Colombus berhasil menemukan benua Amerika. Maka pada tahun 1498, raja Portugis mengirim ekspidisinya di bawah kepimpinan Vasco De Gama. Ekspidisi ini berhasil mendarat di Kalkula (India) tahun 1498. Dengan kenyataan ini bangsa Portugis belum merasa puas dan ingin mendapatkan serta menemukan sendiri pusat rempah – rempah itu. Maka pada tahun 1511 bangsa portugis mengirim ekspidisi di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque, mengikuti perjalanan para pedagang Islam dan berhasil menduduki Malaka, pusat perdagangan islam di Asia Tenggara dan melanjutkan pelayarannya ke Maluku dan tiba di Ternate (Maluku) tahun 1512.
Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga dan berusaha menyebarkan Katolik Roma. Percobaan awal bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan Kerajaan Sunda di Parahyangan. gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam di Jawa, seperti Demak danBanten. Bangsa Portugis mengalihkan arah ke Kepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai kumpulan negara yang awalnya berperang satu sama lain namun memelihara perdagangan antarpulau dan internasional. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan penguasa setempat, mereka mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia Timur, termasukPulau Ternate, Ambon, dan Solor. Namun, puncak kegiatan misi Portugis dimulai pada paruh terakhir abad ke-16, setelah langkah penaklukan militernya di kepulauan tersebut gagal dan kepentingan Asia Timur mereka berpindah ke Jepang, Makau, dan Tiongkok; serta pada gilirannya gula di Brasil danperdagangan budak Atlantik mengalihkan perhatian mereka dari Nusantara. Di samping itu, bangsa Eropa pertama yang tiba di Sulawesi Utara adalah Portugis.

c.       Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Setelah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut dan dibubarkan pada akhir abad ke-18, tepatnya adalah pada tahun1798 dan setelah kekuasaan Kerajaan Inggris yang pendek di bawah Gubernur-Jenderal Thomas Stamford Bingley Raffles, pemerintahKerajaan Belanda kemudian mengambil alih kepemilikan VOC dan Hindia-Belanda pada tahun 1816. Sejak saat itu, pemerintahKerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda.
Sebuah pemberontakan di Jawa, yang terkenal dengan Perang Diponegoro, berhasil ditumpas pada tahun 1825-1830. Setelah tahun1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

d.      Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia
Pemerintahan inggis  mulai menguasai  Indonesia sejak tahun1811 pemerintahan inggis mengangkat  Thomas Stamford raffles (TSR) sebagai gubernur jendral di Indonesia . ketika TSR bekuasa sejak 17 september 1811, ia telah menempuh beberapa langkah  yang di di pertibangkan, baik di bidang ekonomi,social dan budaya. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang di kuyasai inggis di loaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah  di wakili oleh john fendall,  sedangkan pihak dari belanda di wakili oleh Van der  Cappelen. Sejak tahun 1816, berhakir kekuasaasn inggis di indonesia

Pada tahun 1811 louis napoleon  mencopot kedudukan daendels, dengan alasan terlalu keras  dalam menjalankan pemerintahan. Sebagai gantinya, dianggap jenderal janssens. Dalam masa pemerintahannya , janssens menghadapi  kesulitan memulihkan  pertahan yang belum stabil.

Pada tanggal 3 agustus 1811 inggris muncul di batapia. Peperangan tidak terlelakkan  lagi. Janssens kalah dan menyerah dalam perjanjian tuntang. Bpulau jawapun berpindah tangan ke inggris.

Wilayah bekas hindia-belanda di serahkan kepada Thomas Stamford raffles sebagai penguasa baru. Raffles tidak begitu lama memerintah hindia-belanda , karena di eropa sedang terjadi perubahan politik baru, inggris dapat menguasai prancis.

Ingfgris kemudian mengadakan perjanjian dengan belanda, yang di kenal dengan nama  perjanjian London.
 Isinya: belanda akan menerima kembali tanah jajahnya yang dulu direbut prancis.
 Penyerahan wilayah hindia-belanda  dari Inggris kepada belanda berlangsung pada tanggal 9 agustus 1816. sejak peristiwa itu, berhakirlah penjajahan inggris di wilyah hindia-belanda.

Pada tannggal 19 agustus 1816, beslangsung penyerahaan kekuasaan  atasIndonesia dari inggis kepada belanda. Pihak belanda d wakili oleh sebuah komisariat jenderal yang  terdiri atas mr.elout, van der capellen, dan buyskess.
 Sementara pihak inggris d wakili  oleh john fendall.  Penyerahan kekuasaan itu  di adakan d London, inggis, yang kemudaian  dikenal dengan convention of London.  Penyerahaan kekuasaan itu dilakukan setelah  kekuasaan kaisar  napoleon  bonaparter jatuh. Hal itu berarti raja lowewijik napoleon di belanda juga berakhir.  Negeri belanda  tidak lagi di kuasai  prancis.

Benteng Marlborough ,saksi bisu penjajahan inggris
Benteng Marlborough merupakan peninggalan sejarah kolonial Inggris terbesar di kawasan asia. Benteng Marlborough berdiri dengan megahnya dan menghadap ke arah selatan, meliputi area 31,5 Ha. Salah satu daya tarik benteng ini mempunyai tipikal abad 18 yang berbentuk kura-kura. Lokasi benteng dipusat kota berbatasan dengan Perkampungan China, yang juga kawasan obyek wisata. Benteng ini dibangun tahun 1714 – 1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph Collet. Di salah satu kamar benteng ini pernah dihuni Presiden RI pertama Ir. Soekarno ketika menjalani hukuman buangan masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan Benteng Marlboroughdipugar oleh pemerintah dan menjadi salah satu obyek wisata Kota Bengkulu.

Bengkulu adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera tepatnya di Sumatera bagian selatan. Di masa lalu daerah ini pernah menjadi ajang persaingan dagang antara Inggris dan Belanda. Mereka berusaha untuk menguasai komoditi (lada) yang ada di sana. Tahun 1664 Belanda dengan VOC-nya mendirikan kantor pelelangan di sana. Tahun 1670 Sultan Banten mengeluarkan peraturan transaksi lada yang baru. Peraturan itu membuat pihak Belanda mengalami kerugian. Untuk itu, pada tahun yang (1670) Belanda meninggalkan Bengkulu. Mereka pergi ke Banten dengan tujuan menguasainya. Di sana Belanda berhasil membuat Sultan Banten menandatangani perjanjian tentang hak monopoli perdagangan oleh Belanda. Perjanjian itulah yang kemudian membuat perhatian Belanda hanya tertuju pada Banten. Dan, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Inggris, melalui EIC-nya, untuk masuk ke Bengkulu




0 comments:

Post a Comment

Ayo......... Berikan komentar anda disini..!! :)
Setelah berkomentar ... Follow my blog y.. :)

 
Top